Jangan salah sangka dulu, saya tidak kawin lagi...
Kami sekeluarga telah memutuskan untuk pulang kampung ke Indonesia. Memang berat rasanya harus meninggalkan Qatar, dengan segala kenyamanannya. Dan kami harus memulai hidup baru di Indonesia, dengan suasana dan paradigma baru.
Walaupun sebetulnya rencana resignation saya dari pekerjaan di Qatar sudah saya pikirkan dari awal tahun 2012, namun sampai bulan Mei, belum ada satupun CV saya yang nyantol. Sampai pada suatu saat ketika saya mendapat tawaran dari kakak kelas saya di D3 Tekim Undip, bahwa salah satu koleganya di sebuah perusahaan oil & gas, membutuhkan operator yang mempunyai pengalaman dengan gas turbin. Awalnya saya kurang pede, karena saya sendiri belum memiliki pengalaman itu. Tapi berbekal tekad dan semangat untuk mewujudkan resolusi 2012, akhirnya saya melamar pekerjaan itu dan berharap dapat panggilan wawancara.
Akhirnya beberapa hari kemudian, saya mendapat email dari agen perusahaan tersebut. Dalam email tersebut disebutkan kapan saya harus interview dan sekaligus offering dari mereka. Saya sendiri merasa kaget, karena biasanya perusahaan memberikan offer gaji setelah deal dalam interview. Setelah diskusi tentang jadwal interview via email dan telepon, akhirnya disepakatilah pada suatu hari di bulan Juni.
Singkat waktu, setelah wawancara selesai, mereka setuju untuk meng-hire saya. Hanya saja, saya meminta notice period 2 bulan untuk menyelesaikan proses pengunduran diri dari employer saya di Qatar. Sebuah proses yang lama dan butuh perjuangan yang cukup berat karena ternyata untuk resign-pun saya harus menjalani prosedur yang sangat ribet. Cukuplah bagi saya untuk merenungi pepatah "
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian".
Tanggal 12 September 2012 pukul 8 malam, kami sekeluarga meninggalkan Qatar. Dengan diantar Nissan Pathfinder sahabat saya SBA ke airport, saya merasakan perasaan yang belum penah saya rasakan sebelumnya. Senang sekaligus sedih. Senang karena cita-cita saya untuk kembali ke tanah air, akhirnya terwujud. Sedih karena harus meninggalkan kenangan yang banyak tergores di Qatar, bersama teman dan kerabat (terutama IndOryx Family).
Bahkan saya tidak berani menoleh ke belakang....
Beberapa foto ini saya ambil pada hari-hari terakhir saya di Qatar
|
Teman satu grup di perusahaan lama saya, multinationality |
|
Istri saya bersama sahabat-sahabatnya |
Foto-foto yang lain menyusul...
Updated on 12 January 2013
|
bersama teman2, Pak SBA, Pras, dan pak Acep |
|
bersama Mas Rendra Al Jazeera |
|
bersama gurunda tercinta, Ust. Sudirman dan Ust. Amir Hasan |
|
istri dan teman-temannya |